Bhaþàra KALAGUMARANG adalah putra Bhaþàra
Kalakeya, yang berarti cucu Bhaþàrì Durga/Dewi Pramuni dengan Bhaþàra Kala,
dari kahyangan Setragandamayit. Bhaþàra Kalagumarang diperintahkan oleh
Sanghyang Manikmaya untuk turun ke Arcapada mencari seperangkat gamelan
ketoprak. Benda tersebut sangat diperlukan oleh Sanghyang Manikmaya untuk
memenui permintaan Dewi Tisnowati, wanita yang tercipta dari Cupu Retnadumilah
milik Sanghyang Kanekaputra yang jatuh ke dalam rongga mulutHyang Ananta-bhoga.
Kerena mendapat wewenang untuk berbuat apa saja
sesuai kehendaknya, dalan perjalannya Bhaþàra Kalagumarang selalu membuat
keonaran. Setiap dewa yang ditemuinya di perjalanan dihajamya. Ia juga merusak
perkampungan penduduk dan membunuh orang-orang yang tak berdosa. Tindakannya
itu menimbulkan banyak kekacauan di dunia.
Pada suatu saat Bhaþàra Kalagumarang bertemu
dengan Dewi Sri, istri Sanghyang Wisnu. Ia langsung mengejamya dan bermaksud
untuk memperistrinya. Perbuatannya itu diketahui Sanghyang Wisnu yang mengutuknya menjadi
babi hutan. Mengetahui wujudnya berubah menjadi babi hutan, Bhaþàra
Kalagumarang semakin marah dan berungas. Ia terus mengejar-ngejar Dewi Sri yang
akhimya sampai di negara Medangkamulan. Bhaþàra Kalagumarang akhimya mati
dipanah oleh Prabu Makukuhan, yang sesungguhnya penjelmaan Bhaþàra Srigati,
putra Sanghyang Wisnu dengan Dewi Srisekar/SriWidowati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar