Minggu, 07 Juli 2013

Bathara KALA




Bhaþàra KALA adalah putra yang ke-enam/putra bungsu Sanghyang Manikmaya, raja Tribuana dengan Dewi Umayi. Ia satu - satunya yang berwujud raksasa dari ke-enam saudara kandungnya, karena ia tercipta dari “kama salah” Sanghyang Manikmaya yang jatuh ke dalam samodra dan menjelma menjadi bayi rakasasa. Ke-lima kakak kandungnya masing-masing bernama; Sanghyang Sambo, Sanghyang Brahma, Sanghyang Indra, Sanghyang Bayu dan Sanghyang Wisnu. Bhaþàra Kala juga mempunyai tiga orang saudara seayah lain ibu, putra Dewi Umakarti, yaitu Sanghyang Cakra, Sanghyang Mahadewa dan Sanghyang Asmara.
Bhaþàra Kala bertempat tinggal di Kahyangan Selamangumpeng. Ia menikah dengan Dewi Pramuni, ratu penguasa makhluk siluman yang berkahyangan di Setragandamayit. Dari perkawinan tersebut Bhaþàra Kala memperoleh lima orang putra masing-masing bernama; Bhaþàra Siwahjaya, Dewi Kalayuwati, Bhaþàra Kalayuwana, Bhaþàra Kalagotama dan Bhaþàra Kartinea.
Bhaþàra Kala sangat sakti sejak bayi. Ketika mengamuk di Suralaya, ia hanya bisa ditaklukan oleh Sanghyang Manikmaya dengan Aji Kemayan. Kedua taringnya dipotong, yang kanan menjadi keris Kalanadah dan yang kiri menjadi keris Kaladite. Selain Sanghyang Manikmaya, hanya Sanghyang Wisnu yang dapat mengalahkan Bhaþàra Kala.
Meskipun sakti, Bhaþàra Kala sangat dungu dan tak pernah mulai mengadakan persoalan ataupun peperangan. Ia kerap kali bertindak salah tetapi tidak disengaja, hanya kerena kebodohannya. Bhaþàra Kala akan membela diri dan haknya apabila diserang atau dianiaya. Membunuh makhluk lain tidak untuk kesenangan, tetapi karena kebutuhan untuk membela kehidupan. Bhaþàra kala lazim dipergunakan sebagai lambang keangkaramurkaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar