Bhaþàra CANDRA adalah Dewa Bulan. Ia adalah
putra ke tujuh Sanghyang Ismaya dengan Dewi Senggani. Ia mempunyai sembilan
orang saudara kandung, masing-masing bernama; Bhaþàra Wungkuam, Bhaþàra
Tambora, Bhaþàra Wrahaspati, Bhaþàra Siwah, Bhaþàra Kuwera, Bhaþàra Sùrya,
Bhaþàra Yama/Yamadipati, Bhaþàra Kàmajaya dan Dewi Darmanasti.
Bhaþàra Candra tinggal di Kahyangan Ekacakra
bersama Bhaþàra Sùrya, kakaknya. Ia bertugas menerangi arcapada pada waktu
malam hari, bergantian dengan Bhaþàra Sùrya, yang bertugas pada siang hari.
Dalam menerangi dunia itu, Bhaþàra Candra bersama-sama dengan Bhaþàra Kàrttika
memberikan sinar kesejukan pada perasaan dan pandangan makhluk di bumi pada
malam hari.
Dalam cerita “Samudera Montana”, Bhaþàra Candra
mengetahui raksasa Kala Ràhu/Pracinti bersembunyi pada malam hari, setelah
mencuri air kehidupan/tìrtha amerta — dalam peristiwa pengeboran laut
Lavana/laut susu — dan memberi tahu kepada Dewata. Akhirnya raksasa Kala Ràhu
dapat dipenggal lehernya dengan senjata Cakra oleh Bhaþàra Wisnu. Konon badannya
jatuh ke bumi dan berganti rupa menjadi lesung penumbuk padi, sedang kepalanya
terus mengembara di angkasa serta mengancam akan menelan Bhaþàra Candra (dan
Bhaþàra Sùrya). Apabila hal ini sampai terjadi, bumi akan menjadi gelap gulita
pada malam hari. Peristiwa ini disebut Gerhana Bulan. Namun karena takut
menghadapi Bhaþàra Wisnu, maka setiap Kala Ràhu berhasil menelan Bhaþàra
Candra, segera dilepaskannya kembali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar