Minggu, 07 Juli 2013

Bathara CANDRA atau Dewa Bulan




Bhaþàra CANDRA adalah Dewa Bulan. Ia adalah putra ke tujuh Sanghyang Ismaya dengan Dewi Senggani. Ia mempunyai sembilan orang saudara kandung, masing-masing bernama; Bhaþàra Wungkuam, Bhaþàra Tambora, Bhaþàra Wrahaspati, Bhaþàra Siwah, Bhaþàra Kuwera, Bhaþàra Sùrya, Bhaþàra Yama/Yamadipati, Bhaþàra Kàmajaya dan Dewi Darmanasti.
Bhaþàra Candra tinggal di Kahyangan Ekacakra bersama Bhaþàra Sùrya, kakaknya. Ia bertugas menerangi arcapada pada waktu malam hari, bergantian dengan Bhaþàra Sùrya, yang bertugas pada siang hari. Dalam menerangi dunia itu, Bhaþàra Candra bersama-sama dengan Bhaþàra Kàrttika memberikan sinar kesejukan pada perasaan dan pandangan makhluk di bumi pada malam hari.
Dalam cerita “Samudera Montana”, Bhaþàra Candra mengetahui raksasa Kala Ràhu/Pracinti bersembunyi pada malam hari, setelah mencuri air kehidupan/tìrtha amerta — dalam peristiwa pengeboran laut Lavana/laut susu — dan memberi tahu kepada Dewata. Akhirnya raksasa Kala Ràhu dapat dipenggal lehernya dengan senjata Cakra oleh Bhaþàra Wisnu. Konon badannya jatuh ke bumi dan berganti rupa menjadi lesung penumbuk padi, sedang kepalanya terus mengembara di angkasa serta mengancam akan menelan Bhaþàra Candra (dan Bhaþàra Sùrya). Apabila hal ini sampai terjadi, bumi akan menjadi gelap gulita pada malam hari. Peristiwa ini disebut Gerhana Bulan. Namun karena takut menghadapi Bhaþàra Wisnu, maka setiap Kala Ràhu berhasil menelan Bhaþàra Candra, segera dilepaskannya kembali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar