Bhaþàra Yama dala m cerita pedalangan disebut
dengan nama Bhaþàra Yamadipati. Ia adalah anak ke delapan dari sepuluh orang
putra Sanghyang Ismaya dengan Dewi Senggani. Kesembilan orang saudaranya
masing-masing bernama; Bhaþàra Wungkuam, Bhaþàra Tambora, Bhaþàra Wrahaspati,
Bhaþàra Siwah, Bhaþàra Kuwera, Bhaþàra Candra, Bhaþàra Kamajaya, Bhaþàra Surya
dan Dewi Darmanesti.
Bhaþàra Yama bertempat tinggal di Kahyangan
Hargadumilah. Ia dahulunya berwajah tampan. Tetapi karena memendam rasa
kekecewaan yang berkepanjangan dan akhimya meledak menjadi kebencian, wajahnya
berubah menjadi bengis menyeramkan sebagai akibat perbuatan Dewi Mumpuni,
istrinya. Dewi Mumpuni hapsari Kainderan yang karena terpaksa menjadi istri
Bhaþàra Yama atas perintah Sanghyang Manikmaya, akhimya kabur dari Kahyangan
Hargadumilah setelah bertemu dengan Bambang Nagatmala, putra Hyang Ananta-bhoga
dengan Dewi Suprepti dari Kahyangan Saptapratala.
Bhaþàra Yama tidak dapat
berbuat apa-apa karena Sanghyang Manikmaya memutuskan, sesuai takdir Dewi
Mumpuni harus berjodoh dengan Nagatmala. Karena menahan amarah, wajah Bhaþàra
Yama berubah menjadi setengah raksasa. Oleh Sanghyang Manikmaya, Bhaþàra Yama
kemudian ditetapkan sebagai penguasa neraka dan bertugas untuk mencabut nyawa
manusia yang mati karena takdir.