Sudah baca Ringkasan
Mahàbhàrata Parwa 8 - Viràta Parva?
Kalo gitu lanjut ke cerita 9 yaa.. :)
Bersambung ke: Ringkasan Mahàbhàrata Cerita 10 - Úauptika Parva
Baca juga
Ringkasan Mahabharata Parwa 1. Adiparwa
Ringkasan Mahabharata Parwa 2. Sabhaparwa
Ringkasan Mahabharata Parwa 3. Vanaparva/Aranyakaparva
Ringkasan Mahabharata Parwa 4 - Virata Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 5 - Udyoga Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 6 - Bhisma Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 7 - Drona Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 8 - Karna Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 10 - Sauptika Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 11 - Stri Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 12 - Santi Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 13 - Anusasana Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 14 - Asvamedika Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 15 - Asramawasika Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 16 - Mausala Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 17 - Mahaprasthanika Parva
Kalo gitu lanjut ke cerita 9 yaa.. :)
Úàlya Parva
Parva ini merupakan parva ke-9 Mahàbhàrata. Parva ini bercerita tentang perang dibawah pimpinan Úalya yang kemudian terbunuh oleh Yudhiûþhira. Sementara itu Sahadeva membunuh penasehat Kaurava yang jahat, Úakuni. Duryodhana akhirnya sendirian. Ia mengungsi ke sebuah danau dimana dengan kekuatan magisnya ia menyembunyikan diri di bawah air.
Parva ini terdiri dari
dua subparva, dengan jumlah úloka sebanyak 4.358 buah, yang menceritakan
hal-hal sebagai berikut.
(1) Hådapraveúa Parva (terdiri dari 2.526
úloka)
Kesedihan Duryodhana
setelah kematian Karóa. Sañjaya menceritakan tentang peperangan kepada
Dhåtaràûþra. Dhåtaràûþra jatuh pingsan Kesedihan Dhåtaràûþra Situasi peperangan
setelah kematian Karóa – kesedihan keluarga Kuru dan kebanggaan Pàóðava.
Duryodhana memberikan pengarahan pada prajuritnya. Kåpa meminta Duryodhana
untuk berdamai Duryodhana menolak permintaan Prajuritnya beristirahat Kåpa
Duryodhana meminta Úalya untuk menjadi Senapati (pemimpin pertempuran) atas
usulan Aúvatthàmà Úalya ditugaskan sebagai komandan pasukan penyusunan pasukan
dibawah perintah Úalya dan persiapan kedua pihak untuk menghadapi perang Perang
antara Kuru dan Úrìnjaya Úalya mengumpulkan pasukannya dan berperang melawan
Yudhiûþhira dan Pàóðava. Pertemuan antara Nakula dan Chitra Sena. Pendahulu
membunuh generasi berikutnya. Nakula membunuh Satyasena dan Sushena Úalya dan
Pàóðava saling menyerang Pertarungan Bhìma dan Úalya. Úalya menyerang
Yudhiûþhira. Kematian Chekitana Sàtyaki, Bhìma, Nakula dan Sahadeva mendatangi
perkemahan Úalya pada malam hari dengan menyamar untuk mengetahui keberpihakan
Úalya yang tidak lain adalah pamannya sendiri atas perintah Yudhiûþhira
Pertarungan Arjuna dan Putra Droóa. Suratha terbunuh. Pertarungan Duryodhana
dan Dhåûþadyumna. Pertemuan Úalya, Nakula, dan Sàtyaki. Pertarungan Arjuna,
Kriva, dan Kåtavarman. Úalya melawan pasukan Pàóðava sendirian. Pertarungan
antara Úalya dan Yudhiûþhira. Pertemuan Úalya dan Yudhiûþhira Pengikut Úalya
berusaha membunuh Yudhiûþhira, pasukan Kaurava mundur. Pertarungan Úakuni,
Nakula, Sahadeva, dan pemimpin lainnya. Kematian Úalya, Raja Mlechchhas dan pertarungan
para pemimpin dari kedua pasukan. Pertarungan Duryodhana dengan Putra-Putra
Pàóðu. Pertarungan Yudhisthira dan Para Kuru. Pertarungan Úakuni. Arjuna
meratapi banyaknya kematian di hadapan Úrì Kåûóa, ia pergi ke medan pertempuran
untuk membunuh Duryodhana. Pertarungan Dhåûþadyumna dengan Duryodhana. Bhìma
membunuh saudara Duryodhana Pertarungan Bhìma dan Sudharsa, dan pertemuan kedua
pasukan. Sahadeva bertarung dengan Úakuni dan membunuhnya. Kesedihan Sañjaya
dan perundingannya dengan Vidura. Duryodhana bersembunyi di sebuah danau.
Droóa, Kåpa, dan Aúvatthàmà menemuinya di sana. Pàóðava mengetahui keberadaan
Duryodhana di antara para pemburu. Mereka pergi ke danau dan menghinanya.
Yudhiûþhira berusaha untuk menyiksa Duryodhana.
(2) Gadha Parva (terdiri dari 1.832 úloka)
Pertengkaran Duryodhana
dan Yudhiûþhira. Bhìma dan Duryodhana saling menyindir. Kedatangan Bàlaràma
untuk melerai Bhìma dan Duryodhana. Asal Prabhasa dijelaskan oleh Vaiûampàyana.
Cerita tentang Udapena. Cerita tentang beberapa patirthan seperti Vinashana,
Gargashrota, Shakuha, Subhumika. Sejarah Sapta Sarasvati dan Mankanaka. Asal
mula nama Kalamochana, Pencapaian status kehidupan sebagai Bràhmaóa oleh
Arshtisena, Sindhudvipa dan Viúvàmitra. Cerita tentang Dalvya-valla. Cerita
tentang patirthan bernama Yayata dan Vasiûþhapavaha dan lain-lain. Cerita
tentang kutukan dewa Indra dan penawar kutukan tersebut. Cerita tentang
asal-usul Kartikeya beserta pasukannya. Cerita tentang tìrtha Taijasa dan cara
mensthanakan dewa air. Cerita tentang Agnitìrtha. Cerita tentang Vadarachapana
dan putri Bharadvaja bernama Sravati. Cerita tentang Indratìrtha, tentang Asita
Devala, Dadhicha dan kisah seorang perawan tua. Vadarachapana dan putri
Bharadvaja bernama Sravati. Cerita tentang Indratìrtha, tentang Asita Devala,
Dadhicha dan kisah seorang perawan tua. Cerita tentang tìrtha bernama Samanta
Panchaka. Baladeva bertemu Nàrada. Pertempuran antara Bhìma dengan Duryodhana
dan Baladeva hadir di tempat pertemupran itu. Duryodhana tersungkur. Bhìma
berusaha untuk meremukkan kepala Duryodhana tetapi segera dicegah oleh
Yudhiûþhira. Baladeva (Balaràma) sangat marah penyaksikan peristiwa itu dan Úrì
Kåûóa berusaha untuk menenangkan hati Baladeva. Banyak pujian yang ditujukan
kepada Bhìmasena pada saat yang sama terdengar rintihan Duryodhana yang
menyayat hati. Yudhiûþhira menyampaikan pujian dan penghormatan kepada Úrì
Kåûóa, selanjutnya Úrì Kåûna meninggalkan tempat itu menuju Hastinàpura. Di
Hastinàpura, Dhåtaràûþhra menanyakan bagaimana kematian Duryodhana yang pahanya
remuk dipukul dan apa kata-kata terakhir yang muncul dari mulutnya. Sañjaya
menguraikan kata-kata rintihan Duryodhana kepada Raja Tua Dhåtaràûþhra, juga
pesannya kepada tiga orang yang survive (Kåpa, Kåtavarma dan Aúvathama) dan
mengimformasikan perintahnya kepada Càrvaka tentang saat terakhir yang sangat
menyakitkan. Utusan Duryodhana tiba di perkemahan Aúvathama dan menyampaikan
pesan dari Duryodhana. Ketiga orang pahlawan dari pihak Kaurava(Kåpa, Kåtavarma
dan Aúvathama). Ketiga orang pahlawan tersebut tiba di medan pertempuran dan
melihat pertempuran sudah selesai. Aúvathama sangat sedih hatinya menyaksikan
runtuhnya kerajajan besar di bawah pimpinan Duryodhana dan akan memenuhi janji
yang diminta Duryodhana. Sumpah Aúvathama dan permintaan Duryodhana untuk
menjadikan Kåpa sebagai panglima perang, selanjutnya perpisahan ketiga pahlawan
itu dan berakhir dengan kematian Duryodhana.
Baca juga
Ringkasan Mahabharata Parwa 1. Adiparwa
Ringkasan Mahabharata Parwa 2. Sabhaparwa
Ringkasan Mahabharata Parwa 3. Vanaparva/Aranyakaparva
Ringkasan Mahabharata Parwa 4 - Virata Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 5 - Udyoga Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 6 - Bhisma Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 7 - Drona Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 8 - Karna Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 10 - Sauptika Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 11 - Stri Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 12 - Santi Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 13 - Anusasana Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 14 - Asvamedika Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 15 - Asramawasika Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 16 - Mausala Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 17 - Mahaprasthanika Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 18 - Svargarohanika Parva
baca juga cerita-cerita sisipan yang terjadi, antara lain:
Cerita Ringkas Sisipan 1 Dalam Mahabharata (RAJA NAHUÛA)Cerita Ringkas Sisipan 2 Dalam Mahabharata (NALA-DAMAYANTÌ)Cerita Ringkas Sisipan 3 Dalam Mahabharata (SÀVITRÌ DAN SATYAVÀN)Cerita Ringkas Sisipan 4 Dalam Mahabharata (NADÌTAMA GAÒGÀ (KEUTAMAAN SUNGAI GAÒGÀ))Cerita Ringkas Sisipan 5 Dalam Mahabharata (GARUÐA - SI RAJA BURUNG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar