Selasa, 01 Mei 2012

Ringkasan Mahabharata Parwa 2. Sabhaparwa


Lanjut yaa!!!

Sabhàparva

Sabhàparva adalah parva ke-2 dari 18 parva. Parva ini memaparkan kisah perjudian. Duryodhana, yang iri hati dan dikuasai rasa benci, menyelenggarakan perjudian tersebut. Úakuni, sang penipu ulung, mengejek Yudhiûþhira yang telah kehilangan segalanya dalam perjudian. Akhirnya, Yudhiûþhira mempertaruhkan istrinya Draupadì yang kemudian harus mengalami perlakuan yang kasar dan brutal tidak hanya dihadapan para suaminya, tetapi juga di hadapan para tokoh besar Hastinàpura seperti Åûi Bhìûma. 
Terdiri dari 10 subparva dengan jumlah úloka seluruhnya sebanyak 2.589 buah dengan perincian dan isinya secara singkat diuraikan sebagai berikut.

  1. Sabhàkriya-parva (terdiri dari 134 úloka)
    Bantuan dari Mayadanava; Úrì Kåûóa meminta Mayadanava untuk membangunkan istana untuk Yudhiûþhira; pembangunan tersebut menghabiskan waktu 18 bulan; Yudhiûþhira memasuki istana barunya. Raja-raja dari berbagai negara mengunjungi istana Yudhiûþhira.
  2. Lokapàlasabhàkhyana-parva (terdiri dari 385 úloka)
    Mengisahkan kedatangan devàrûi Nàrada; Nàrada bertanya tentang keseriusan Yudhiûþhira untuk memerintah kerajaan; Nàrada menjelaskan tentang balai sidang dewa Yama, balai sidang dewa Varuóa, balai sidang dewa Kuvera, dan balai sidang dewa Brahmà. Yudhiûþhira menanyakan kepada Nàrada bagaimana beliau memasuki alam Pitra (pitåloka) sehingga dapat bertemu ayahdanya. Cerita tentang Raja Hariúcandra; Nàrada meminta Yudhiûþhira untuk melakukan upacara Ràjasùya.
  3. Ràjasùyaramba-parva (terdiri dari 255 úloka)
    Yudhiûþhira melakukan upacara Ràjasùya. Diskripsi keadaan kerajaan di bawah pemerintahan Yudhiûþhira serta penilaian Úrì Kåûóa terhadap upacara Ràjasùya yang dilaksanakan oleh Raja Yudhiûþhira. Cerita tentang kekuatan Jaràsandha; Úrì Kåûóa meminta Yudhiûþhira untuk membunuh Jaràsandha. Cerita kelahiran Jaràsandha yang luar biasa. 
  4. Jaràsandhavadha-parva (terdiri dari 215 úloka)
    Úrì Kåûóa menjelaskan arti kehancuran Jaràsandha. Úrì Kåûóa, Arjuna dan Bhìma. Úrì Kåûóa, Arjuna dan Bhìma mempersiapkan keberangkatan menuju Màgadha. Mereka tiba di pusat kota dan kemudian menuju istana Jaràsandha yang menyamar sebagai Snàtaka Bràhmaóa. Berlangsungnya percakapan ketiga pahlawan tersebut dengan Jaràsandha. Úrì Kåûóa mengemukakan maksud kedatangannya dan kemudian terjadi pertempuran antara Bhìma dengan Jaràsandha. Jaràsandha dapat dibunuh. Úrì Kåûóa membebaskan negara Màgadha dari kekezaman Jaràsandha dan kemudian menobatkan putra Jaràsandha sebagai raja. Úrì Kåûóa, Bhìma dan Arjuna kembali menuju Indraprastha selanjutnya Úrì Kåûóa meninggalkan Indraprastha menuju Dvàraka. 
  5. Digvijaya-parva (terdiri dari 221 úloka)
    Bhìma, Arjuna, Nakula dan Sahàdeva mempersiapkan diri untuk menundukkan musuh-musuhnya di semua penjuru. Uraian tentang keberhasilan Arjuna berhasil menundukkan musuh-musuhnya. Arjuna berhadapan dengan Bhagadatta. Bhagadatta dapat ditundukkan oleh Arjuna dan Arjuna meminta Bhagadatta membayar upeti untuk menebus kekalahannya. Kemenangan Arjuna di berbagai kerajaan yang terletak di sebelah utara. Arjuna kembali ke Indraprastha dengan sangat bangga dapat menghancurkan musuhnya. Bhìma pergi ke arah Timur dan mengalahkan banyak negara; Bhìma kembali dengan kemenangan besar; Sahàdeva mengalahkan negeri-negeri di bagian Selatan. Pertempuran antara Sahàdeva dengan Raja Nìla; Nakula mengalahkan negara-negara di barat. Cerita kisah asmara antara Dewa Agni dengan putri Raja Nìla. Nìla membayar upeti kepada Sahàdeva kemudian kembali ke Indraprastha dengan bangga membawa kekayaan sebagai tanda kemenangan. 
  6. Ràjasuyika-parva (terdiri dari 99 úloka)
    Úrì Kåûóa datang ke Kandavaprastha untuk mempersiapkan upacara Ràjasùya yang akan dilaksanakan oleh Yudhiûþhira dan adik-adiknya. 
  7. (7) Arghyaharaóa-parva (terdiri dari 133 úloka)
    Yudhiûþhira memimpin pelaksanaan upacara Ràjasùya. Para Kûatriya berdatangan ke tempat upacara dilangsungkan. Sahàdeva mempersembahkan Arghya (air penyucian kaki) pertama ditujukan kepada Úrì Kåûóa. Úiúupàla tersinggung terhadap peristiwa ini. Para raja meninggalkan balairung. Yudhiûþhira menghentikan hal tersebut. Bhìûma menyampaikan pujian kepada Úrì Kåûóa. Sahàdeva menyelesaikan seluruh rangkaian upacara tersebut. Para raja sepakat untuk menghentikan berbagai permusuhan. 
  8. Úiúupàla-parva (terdiri dari 210 úloka)
    Úiúupàla marah kepada åûi Bhìûma. Bhìûma menceritakan tentang kelahiran Úiúupàla; Úiúupàla menantang Úrì Kåûóa; kematian Úiúupàla. Upacara Ràjasùya telah selesai dilaksanakan. Úrì Kåûóa kembali ke Dvàraka. 
  9. Dyuta-parva (terdiri dari 677 úloka)
    Mahàrûi Vyàsa menemui Yudhiûþhira untuk menyampaikan visinya ke depan. Yudhiûþhira bersumpah untuk mengabdikan hidupnya kepada orang lain. Duryodhana membuka rahasia pribadinya kepada Úakuni. Ide yang pertama Úakuni untuk melakukan perjudian melawan Pàóðava. Duryodhana mengungkapkan kegusaran hatinya memohon kepada Dhåtaràûþra untuk dapat ditetapkan sebagai raja pemimpin Hastinà. Duryodhana memerintahkan untuk membangun istana yang megah. Vidura mencegah sang raja untuk mengundang Pàóðava ke perjudian. Duryodhana menceritakan pelaksanaan upacara Ràjasùya. Dhåtaràûþra memberi nasehat kepada Duryodhana. Vidura meminta Yudhiûþhira untuk hadir di arena judi. Yudhiûþhira bersama adik-adiknya mendatangi perjudian; Yudhiûþhira tidak ingin bermain; ia mulai mengalami kekalahan; ia mempertaruhkan saudaranya satu persatu dan kalah selanjutnya mempertaruhkan Draupadì dan juga kalah. Draupadì diseret ke tempat perjudian oleh Duúúàsana. Duúúàsana melucuti pakaian yang dikenakan oleh Draupadì. Dharma datang secara gaib dan terus memberi dan mengenakan pakaian kepada Draupadì. Bhìma bersumpah untuk merobek dada Duáúàsana; cerita tentang Virochana dan Sudharma. Duryodhana memperlihatkan pahanya yang telanjang kepada Draupadì. Bhìma gemetar tidak mampu menahan amarahnya. Tanda-tanda buruk muncul di Hastinà. Dhåtaràûþra memberikan anugrah kepada Draupadì. Yudhiûþhira bersama adik-adik dan Draupadì kembali ke Indraprastha. 
  10. Anudyuta-parva (terdiri dari 260 úloka)
    Kata-kata penyesalan dewi Gàndhàrì. Yudhiûþhira kembali dibujuk untuk berjudi. Yudhiûþhira lagi kalah dalam arena perjudian tersebut. Pàóðava diasingkan ke hutan. Dewi Kuntì tinggal dengan Vidura. Ungkapan kesedihan dewi Kuntì. Kata penghiburan dari Vidura; ucapan yang menyejukkan dari åûi Droóa; komentar Sañjaya dan nasehat Dhåtaràûþra.

Bersambung ke: Ringkasan Cerita 3. Vànaparva/Àraóyakaparva Mahàbhàrata
Baca juga
Ringkasan Mahabharata Parwa 1. Adiparwa
Ringkasan Mahabharata Parwa 3. Vanaparva/Aranyakaparva
Ringkasan Mahabharata Parwa 4 - Virata Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 5 - Udyoga Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 6 - Bhisma Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 7 - Drona Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 8 - Karna Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 9 - Salya Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 10 - Sauptika Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 11 - Stri Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 12 - Santi Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 13 - Anusasana Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 14 - Asvamedika Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 15 - Asramawasika Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 16 - Mausala Parva
Ringkasan Mahabharata Parwa 17 - Mahaprasthanika Parva
Ringkasan Mahabharata Cerita 18 - Svargarohanika Parva

Tidak ada komentar:

Posting Komentar